28 Agu 2010

cara cermat Membeli KOMPUTER

Mungkin kita masih belum mempunyai KOMPUTER sendiri dan hanya sekadar sewa di RENTAL, WARNET atau pinjam sama teman. Siapa tahu, suatu hari nanti dapat rejeki dan berencana untuk membeli komputer sendiri. Sebaiknya “TELITI SEBELUM MEMBELI”. Ada beberapa tips cara membeli komputer kalau tak mau menyesal dikemudian hari. Ini adalah berdasarkan pengalaman, atas dasar nasehat dan bukan sebagai rujukan professional. Ini juga ditujukan bagi orang awam yang baru mau belajar komputer lebih mendalam dan ingin memiliki komputer sendiri.

Berikut ini tulisan yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk dapat disimpulkan dan diputuskan sendiri bagaimana sebaiknya?

Sumber:
www.komputeraktif.com/print.asp?tahun=2002&edisi=25&Filename=fitur1.asp

Beli Bekas Irit Kas
Tidak mesti beli baru untuk mendapatkan komputer yang sesuai kebutuhan. Harga pun bisa disiasati, asal teliti sebelum membeli.

Selembar kertas kuarto bertuliskan Jual PC bekas.
Mainboard Super TX, prosesor 233 MMX, memori 64 Mb, VGA 2 Mb 4 Sound 3D, FDD 1.44, hard disk 1.2 Mb. Monitor 14″ SVGA, casing mini tower (baru), CD ROM 16 x, speaker aktif. Harga hanya Rp 2.000.000, tertempel di kaca sebuah toko di los penjual komputer, Mal Mangga Dua lantai 7, Jakarta Pusat.

Maklumat yang dicetak dengan printer ala kadarnya itu berdesakan dengan kertas lain yang juga menawarkan beragam jenis komputer bekas. Seorang penjaga mendekati komputerakt!f, “Mau beli komputer, Pak? Buat mengerjakan apa, Pak? Kalau buat mengetik, nyetel musik dan film, yang ini cukup kok, Pak (sembari menunjuk pada kertas tertempel pada kaca yang tengah dilihat). Biar bekas kualitasnya masih bagus. Murah lagi, masih bisa turun (harganya),” cerocosnya.

Itulah bisnis komputer bekas. Kalau Anda lihat iklan baris di koran, dalam kategori komputer, banyak tawaran penjualan komputer-komputer bekas pakai. Di sejumlah toko komputer di Dusit Mangga Dua, yang banyak menjual komputer baru pun, penawaran komputer second hand juga cukup marak.

Tidak hanya desktop saja, notebook bekas dan komponen PC seperti floppy drive, hard disk, dan kartu memori bekas pun tersedia. Longok pula pusat-pusat elektronik seperti Harco Mangga Dua atau Glodok, niscaya Anda bisa menemukan komponen atau spare-part bekas.

Sesuai Kebutuhan
“Belilah PC sesuai kebutuhan Anda, bukan karena gengsi.” Begitu pesan komentar yang dipasang Salam, pengelola toko penjual PC bekas Prinnets dalam situsnya. Sayang juga ya, kalau kita membeli komputer, misalnya dengan spesifikasi prosesor Pentium 4, hard disk 20 Gb, tapi hanya digunakan buat ngetik saja. Jika kocek menjadi pertimbangan utama Anda dalam membeli PC, bisa jadi PC bekaslah jalan keluarnya.

PC bekas banyak manfaatnya. Misalnya untuk billing wartel, rental, dan router PC. Bagi para pemula yang ingin belajar mengutak-atik komputer, PC bekas pun dapat dimanfaatkan sebagai kelinci percobaan. Kalau pun rusak, tidak terlalu disayangkan. Daripada yang rusak PC baru, kan?

Karena itu peminat si bekas pun banyak. Arman, 24, karyawan sebuah perusahaan jasa ekspedisi, adalah salah satu peminat komponen komputer bekas. “Gue cari barang bekas, biasanya barang yang sudah langka atau yang life time-nya lama, seperti motherboard slot 1, EDO RAM, VGA card,” ujarnya. Untuk mutu ia tak takut rugi, karena menurutnya kualitas bisa dilihat. Terlebih untuk harga, bisa miring sampai 70% dari harga baru.

Agung, 27, pun sependapat. Web developer sebuah perusahaan di Jakarta ini mengakui, bahwa dilihat dari sisi harga, PC bekas memang jauh lebih murah. “Kualitasnya bisa lumayan, tergantung memilihnya. Tapi masa pakainya ya nggak bisa dibilang panjang. Kalau ada duit, mending pilih yang baru,” katanya.

Rp 1,4 Juta? Boleh
Kebanyakan penjual PC bekas tak memasang harga mati. Artinya Anda masih bisa menawar lagi. “Pokoknya produk kita harganya bisa dinego,” kata Salam, pemilik Prinnets, toko PC bekas online.

Harga PC bekas sangatlah bervariasi, tergantung umur dan kondisinya. Menurut Willy, pemilik toko PC bekas Mulia Jaya di Harco Mangga Dua, harga PC Celeron 300 bisa berkisar Rp 1,7 juta – Rp 2,5 juta “Kalau Pentium I/166 MHz. harga yang saya pasang sekitar Rp 1.600.000,” ungkapnya.

Untuk Pentium 166 MHz ,harganya dipatok Rp 1,5 juta – Rp 1,7 juta. Sedangkan Pentium II bekas, harganya Rp1,6 juta – Rp 2,5 juta – atau Rp 2,7 juta untuk paket multimedia.

Stok Pentium III bekas tidak sebanyak Pentium I atau II. Harganya berkisar Rp 2,6 juta – Rp 4 juta. Untuk Celeron, harganya sedikit lebih mahal dari Pentium I, karena prosesor ini merupakan versi murahnya Pentium II. Harga PC Celeron bekas berkisar Rp 2 juta – Rp 2,5 juta.

Demikianlah, dengan melihat selisih harga, tidaklah mengherankan jika masih banyak orang yang memilih membeli PC bekas daripada PC baru. Willy, pemilik toko Mulia Jaya yang senantiasa ramai, mengaku dalam sebulan bisa laku 500 unit PC bekas, dari berbagai tipe dan merk. Berarti dalam sehari ada sekitar 17 unit PC yang terjual.

Keuntungannya? “Sekitar Rp 50.000 hingga Rp100.000 per PC,” katanya di sela-sela kesibukan memeriksa faktur pembayaran.

Para penjual mengaku keuntungan dari penjualan PC bekas jauh lebih tinggi dibandingkan PC baru, karena tidak ada patokan harga yang pasti, dan yang menjualnya pun sedikit. Harga PC bekas rata-rata 40 persen hingga setengah harga PC baru.

Angka itu termasuk besar, dibanding level penjualan toko-toko lainnya di kawasan yang sama. Rata-rata “hanya” berhasil menjual 10 hingga 15 unit per bulan. Menurut Willy, yang paling sering dicari adalah Pentium 166 MHz, karena selain murah, kinerjanya pun lumayan oke.

Jajaran penjual di Mangga Dua boleh berlapang dada karena masih ada yang mau membeli PC bekas. Bagaimana dengan tempat lainnya, misalnya di sekitar Universitas Bina Nusantara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat?

“Saya jarang jualan PC bekas. Paling adanya cuma bangsa Pentium I/133 sampai 200 MHz,” kata Meli, pemilik toko PC Soccer. Namun ia mengaku di kawasan kampus jarang ada yang mau membeli PC bekas. “Apalagi mahasiswa, mana mau mereka? Takut PC-nya bermasalah.”

Bisnis Soccer bisa bertahan karena masih ada permintaan dari pemilik wartel untuk PC bekas dalam jumlah besar, yang akan dipakai di kios-kios mereka. “Kalau yang memesan untuk wartel sih lumayan banyak,” katanya. “Dalam sehari bisa laku 10 unit,” lanjutnya.

PC bekas yang paling sering dibeli bervariasi, namun masih dalam kelas Pentium I dan Pentium II. “Terutama sih Pentium I, yang kecepatannya 133 atau 166 MHz. Yang 233 MHz MMX juga banyak yang cari,” kata Willy.

Beli Bekas, Jual Lagi
Seperti halnya PC bekas, pasaran notebook bekas pun ternyata ramai. “Masih banyak yang mencari notebook (jenis) second-hand. Kebanyakan karena harganya yang lebih miring,” ujar Andreas Gunawan, technical manager notebook-bekas.com. Menurut pengelola gerai used notebook yang beroperasi di tiga lokasi dan toko online ini, harga notebook bekas bisa didapat dengan korting 30-40 persen dari harga barunya.

Misalnya saja, untuk membeli notebook baru Toshiba Satellite 1800 S-253 dengan Pentium III-850 Mhz, Anda mesti mengeluarkan dana hingga Rp 17 juta. Namun, jika membeli bekasnya, Anda cukup merogoh kocek sekitar Rp 12 juta saja.

“Namanya butuh, tapi kalau dananya kurang memungkinkan, yang second hand jadi pilihan. Nggak rugi asal pintar milih,” ujar Dani, 27, seorang karyawan yang sedang cermat memilih-milih notebook bekas di salah satu gerai di Mal Ambasador, Jakarta Selatan.

Penjualan notebook bekas kini memang semakin ramai. Jika Anda pergi ke Mal Ambassador, Mal Mangga Dua, Harco Mangga Dua, Glodok, Ratu Plaza, niscaya Anda bisa menemukan gerai-gerai penjualan notebook bekas pakai tersebut. Beberapa toko tersebut merangkap pula sebagai jasa perbaikan notebook dan penjualan peripheral serta komponen notebook, semisal hard disk. Notebook-nya pun tampil dalam etalase dengan posisi terbuka.

Namun ramainya penjualan notebook ini tidak bisa dilihat dari pengunjung yang datang. Pada beberapa toko hanya terlihat satu dua pengunjung saja. “Sekarang lagi sepi nih,” ungkap David, pengelola Note Book Station di Mal Mangga Dua lantai 4.

Menurut David, peminat selalu ada, meski tak tentu. Karena itu tingkat penjualan unit tiap bulannya tidak bisa ia tentukan secara pasti. “Walau peminat ada, notebook masih termasuk komputer mahal,” ujarnya.

Untuk harga memang sangat beragam (lihat boks). Tergantung pada spesifikasi dan merek si notebook. “Sampai sekarang, notebook Toshiba yang masih paling banyak dicari,” ujar Beni, pengelola toko penjualan dan servis notebook Trimatic, di Harco Mangga Dua.
Hal sama diamini oleh Andreas. Menurutnya, laptop Toshiba memang sudah terkenal kualitas dan keawetannya. “Notebook bekas masih tetap laku dijual, walau Anda membelinya juga sudah bekas, ” ungkapnya.

Spesifikasi yang diminati, menurut Beni dan David tidak bisa ditentukan, karena tergantung dari keinginan si pembeli. Kalau konsumen ingin sekadar ketik-mengetik, umumnya mereka lebih memilih notebook bekas yang paling murah. Tapi, kalau mau yang sudah bisa macam-macam, ya pilih di atasnya. Yang paling dicari, menurut mereka, adalah notebook Pentium II.

Masih Impor
“Jika beli notebook baru kemudian dijual, biasanya harganya langsung jatuh. Kalau beli yang bekas kan cenderung nggak rugi kalau dijual lagi,” papar David.

Asalkan tahu cara memilihnya, itu syaratnya. Karena untuk notebook, Anda mesti ekstrahati-hati dalam memilih. Komponennya cukup sensitif, kata David. Karena itulah David dan penjual notebook bekas lainnya lebih banyak mengimpor dari luar. Biasanya dari Singapura atau Malaysia.

Selain dikarenakan ketidaktersediaan pasokan dari dalam negeri, produk bekas impor lebih terjamin kualitasnya. “Kalau orang sini jual notebook-nya biasanya karena sudah rusak. Kalau orang luar, jual notebook-nya lebih karena barang tersebut sudah tidak sesuai dan tidak sreg lagi buat mereka,” ujar Beni.

Untuk mengecek kualitas notebook, sebenarnya bisa dilihat dari tampilan fisiknya. Nah untuk mengecek isi bisa dilakukan dengan scan disk misalnya. “Notebook di (toko) sini bisa dijamin. Kami juga tidak mau rugi membeli barang bekas dari luar yang jelek mutunya dan tidak bisa dijual, ” ungkap David yang sering titip beli notebook di Singapura kepada seorang kawannya.

Beni dan David mengaku tidak melakukan pemolesan notebook bekas yang mereka jual. Menurut mereka, hal tersebut sangat berisiko karena cenderung mengundang keluhan pembeli. “Lagi pula jika ingin mengganti komponen-komponen notebook, harganya tidak murah…,” ujar David.

Bisa Dijamin
Kebanyakan penjual PC bekas tidak menyediakan garansi. Namun untuk mendongkrak penjualan, beberapa toko semisal Citra Solutions Computer di Mal Mangga Dua, sudah mulai menawarkannya.

“Kami tetap memberi support untuk servis. Biasa kami datang ke rumah, bahkan baru-baru ini sampai ke Bogor,” kata Jemmy Iskandar si pemilik toko. Sejauh itu? “Ya…namanya juga full support. Jarak sih nggak masalah,” tegasnya.

Sedangkan Interlink 2000, penjual komponen bekas di kawasan JaCC Mal Mangga Dua, juga tidak menyediakan support, tapi karena ada “ikatan moral” penjual-pembeli, mereka bersedia membantu memperbaiki kerusakan komponen tertentu, misalnya monitor dan hard disk.

Memang membeli PC bekas cukup berisiko. Para penjualnya pun menyarankan Anda agar cermat meneliti kondisi barang, bahkan kalau perlu mengetesnya di tempat.

Namun beberapa toko penjual seringkali juga memberikan garansi toko. Semisal, notebook-bekas.com, yang memberikan garansi tiga bulan.

“Terutama monitor, ini yang banyak dikeluhkan. Bisa jadi pas dicoba di sini oke, namun seminggu setelah dibawa pulang, rusak lagi. Ya…itulah risiko beli bekas. Karena kami tidak memberikan garansi, konsumen pun sudah mengerti risiko tersebut,” kata Dewi, Manajer Interlink 2000.

Komponen lain yang paling sering rusak adalah hard disk. Padahal asalkan dirawat secara baik, hard disk dapat bertahan seumur hidup. Namun yang sering terjadi adalah terdeteksinya bad sector (physical error) yang menyebabkan hard disk tidak dapat berfungsi lagi. Hal ini dapat terjadi saat CPU jatuh, misalnya. Atau bisa jadi karena hard disk-nya terbakar, misalnya saat listrik mati.

Kebiasaan buruk lainnya yang dapat merusak hard disk adalah mematikan komputer tanpa melalui shut down, yang biasanya dilakukan saat PC hang, dan tidak ada jalan lain lagi untuk me-reboot kecuali force quit.

“Tapi tanpa jaminan pun, jarang-jarang ada complain. Kalau pun ada, hanya sekitar lima dari 1.000 pembeli,” kata Edi Widjaja, pemilik Mahkota Komputer yang menjual komponen bekas.

Beli Online Juga Bisa
Ada pula beberapa tempat yang melayani penjualan online, seperti Beccom dan Prinnets untuk PC bekas. Untuk notebook, situs penjualnya pun cukup beragam.

Ali, yang telah lebih dari dua tahun memulai usaha PC bekas Beccom, mengaku dalam sebulan bisa laku sekitar empat hingga lima unit PC lewat penjualan online. Beccom memberikan garansi satu bulan untuk spare-part dan servis.

Seperti Beccom, Prinnets pun melayani pembelian online, dengan garansi satu hingga enam bulan untuk spare-parts. Selain itu, bursa barang bekas seperti Bekas.com pun banyak menawarkan PC dan komponen second.

Situs-situs ini sifatnya hanya sebagai informasi akan barang yang dijual. Jika Anda tertarik Anda bisa meng-e-mail atau mengisi boks respon yang tersedia. Setelah itu, Anda toh mesti melihat dulu barangnya, sebelum yakin membelinya.

Perbedaan harga antara beli online atau pun beli langsung memang tidak tampak. Jadi, terpulang kepada Anda: mau langsung menengok ke toko atau lihat-lihat dulu di internet. Lha kalau niat Anda beli notebook bekas supaya bisa berinternet, dan melongok etalase online, ya datangi dulu tokonya. YUL, FENNY

Jargon
Bad Sector Kerusakan pada disket dan hard disk sehingga media itu tak dapat menyimpan data.

EDO RAM Extended Data Out Random Access Memory. Jenis kartu memori yang dapat bekerja lebih cepat.

Router Perangkat untuk mengoneksikan sejumlah jaringan komputer.

Force Quit Cara keluar dari suatu aplikasi dengan cepat, misalnya dengan menekan Alt+F4.

Hang Kondisi komputer dalam keadaan menyala tapi tidak bisa menerima perintah dari kibor dan mouse.

Reboot Melakukan restart atau menyalakan ulang komputer

from:mrzie3r.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar